Minggu, 02 Februari 2014

Strategi Nyapres (Saya)

Mau atau tidak, manusia sesuai fitrahnya diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Entah itu sebagai pemimpin dirinya sendiri, menjadi kepala rumah tangga, ketua OSIS, ketua RT, atau bahkan menjadi seorang kepala negara. Kebetulan juga tahun ini (2014) bertepatan dengan akan digelarnya pemilihan presiden yang didahului oleh pemilihan legislator yang akan duduk di Dewan (yang katanya) Perwakilan Rakyat (entah rakyat dari golongan mana). Saya kadang berpikir kenapa sih presiden itu menjadi profesi yang menjadi rebutan? Apa semua yang uber - uber posisi presiden itu juga tau konsekuensi - konsekuensinya? Sudah siapkah menjadi bahan pembantaian partai - partai oposisi karena setiap kebijakannya dianggap tidak pro-rakyat? Atau presiden dipandang sebagai posisi yang tepat untuk membuat sejarah bangsa? Apapun motivasinya para calon - calon presiden ini, saya angkat topi buat mereka karena sudi memimpin negeri yang ego masing - masing sukunya masih tinggi ini. 




Tapi apa jadinya ya kalo negeri ini kalo pemimpinnya seperti saya? Hahaha.. (Insyaallah) bakalan lebih hebat daripada sekarang. Amin ya Rabb.. Bukan motivasi saya untuk mencari uang dari jabatan ini. Apalah artinya uang buat saya jika tidak bisa bermanfaat untuk orang lain. Dengan berprinsip seperti itu maka secara otomatis rakyat adalah prioritas saya diatas apapun. Bahkan 90% gaji saya disumbangkan untuk rakyat pun saya tidak ada masalah. Ahmadinejad (mantan presiden Iran) saja bisa kok hidup sederhana menjadi seorang presiden. FYI, beliau ini hampir 100% gajinya disumbangin buat rakyatnya loh, keren kan? Nabi Muhammad SAW aja, walopun jadi pemimpin umatnya gak pernah dapet gaji. Beliau malah berdagang loh. Jadi buat saya, mau saya sebagai presiden itu ntar digaji atau tidak gak ada masalah. Yang penting rakyat sejahtera, negara aman dan maju. Ciyee, khas tukang orasi nih.


"Jangan tanyakan apa yang bisa negara lakukan untukmu. Tapi tanyakan apa yang sudah kamu lakukan untuk negara" John F. Kennedy

Memulai langkah menjadi presiden tidaklah mudah, harus dipersiapkan matang - matang strateginya untuk meningkatkan elektabilitas dan kapabilitas seseorang untuk menjadi presiden. Seperti strategi marketing, bahwasannya branding and building image itu sangatlah perlu. Apa gunanya sebuah produk jika tidak ditunjang dengan strategi matang untuk membentuk branding and building image tersebut. Membangun image? Itukan pencitraan, ya memang. Politik pencitraan itu perlu, dengan syarat langkahnya yang bener. Jangan apa - apa ditempeli stiker wajah kita, poster dipajang dipohon - pohon, bendera ada dimana - mana. Itu malah merusak citra menurut saya. Beberapa langkah yang saya ambil untuk dijadikan proses ketika saya mau jadi presiden adalah:


1. Membentuk Tim

Nah, ini penting sebagai langkah awal. Let's say, ketika kita punya dukungan yang kuat dari orang - orang yang paham dan sejalan dengan visi misi saya sebagi calon presiden. Maka itu akan mudah. Apalagi jika tim saya dibangun oleh orang - orang yang paham dunia komunikasi politik, marketing, sosial budaya dan pendidikan. Maka aspek - aspek untuk meningkatkan kapabilitas saya akan terpenuhi. Seringnya bertemu dengan orang - orang yang bisa sharing ilmu dan bertukar ilmu juga setidaknya akan mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih baik lagi dalam berpolitik.

2. Bertoleransi Dengan Waktu

Ketika Pak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sekarang (mungkin) dipersiapkan menjadi seorang calon presiden. Entah itu jadi atau tidak nantinya. Tapi menurut saya, beliau dan timnya bener - bener mempersiapkan secara matang langkah - langkah beliau sedari awal. Mesin politik yang jeli melihat sosok inilah yang bekerja keras mempersiapkan beliau mulai dari menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga nantinya (mungkin) akan menjadi presiden Indonesia. Betapa panjang proses yang dilewati beliau ini. Ya ini lah konsekuensinya, seseorang pemimpin jika mau memimpin sesutau yang besar menurut saya harusnya mempersiapkan dirinya secara matang dengan jangka waktu yang lama. Tidak bisa dengan langkah instan, sekali menjentikkan jari oh ya langsung bisa jadi presiden. Tidak bisa seperti itu. 

3. Memahami Masalah

Apa yang dilakukan sebagian besar orang - orang yang nyaleg atau nyapres saat ini adalah buah dari sebuah role model yang bernama BLUSUKAN. Semuanya seolah latah dengan fenomena ini. Hal yang perlu ditarik menjadi benang merah dari itu semua adalah, bahwasannya mereka sadar politik itu sebenernya rakyat yang berkuasa. Hal yang selama ini mereka sampingkan dari strategi "pemasaran" mereka. Ketika seseorang blusukan, menyelesaikan masalah dari bawah maka dengan sendirinya mereka sudah melakukan tahap branding and building image. Masyarakat pun akan familiar dengan sosok yang sering mereka temui dilapangan dan keseharian mereka. Banyak yang memandang ini adalah politik pencitraan, ada maunya atau apapun itu. Helooooo, pelis jangan munafik jadi orang. Semua orang yang hendak maju nyaleg atau nyapres pasti butuh yang namanya penctraan. Itu salah satu strategi branding and building image. Hehehe.. Mau sukses emang ada aja halangannya, don't worry. Ketika menjumpai masalah dibawah, coba selesaikan dengan memanfaatkan koneksi. Misal nih ya, ketika ada suatu kelompok pemuda disebuah desa yang menjadi sumber masalah karena mereka pengangguran. Gandeng BLK untuk memberikan pelatihan kerja, bukankah dalam UUD 1945 sudah jelas dicantumkan Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Jadi jelas sudah bahwa pemerintah melalui BLK berkewajiban untuk memberikan pelatihan kerja agar mereka berkeahlian dan bisa membuka usaha sendiri. Modal? Oke masalah modal, gandeng perusahaan - perusahaan yang berada dalam jangkauan untuk memberikan program CSR bagi mereka berupa bantuan modal sebagai modal usaha. Nah selesai bukan? Tidak harus dengan bagi - bagi duit. Selami masalah, selesaikan dengan memanfaatkan koneksi (itu sebabnya networking itu begitu penting)

4. Kuasai Anak Muda

Inget gak kalo Soekarno pernah berkata (koreksi saya jika saya salah)"Berikan aku 100 orang tua maka akan kucabut gunung dari tempatnya. Berikan aku 1000 pemuda maka akan ku goncangkan dunia" Nah dari sini sudah jelas bukan bahwasannya pemuda itu faktor penting dalam politik. Ketika kita membaur bersama mereka, menemukan masalah dan menyelesaikan masalah bersama. Maka setidaknya hati mereka akan terintegrasi dengan kita. Pahami kemauan mereka dan saringlha, dengarkan pendapat mereka terhadap sosok pemimpin dan sebuah negara. Seungguhnya mereka adalah kekuatan terbesar kita sebagai seorang pemimpin. Pemikiran - pemikiran mereka yang out of the box inilah yang diperlukan untuk membangun negara Indonesia ini. Banyak anak muda potensial kita berada di luar negeri, menjadi "budak sukses" di negeri orang. FYI, salah satu anak muda itu ada yang kerja menjadi kepala bagian (apa gitu ya saya lupa) di Boeing (pabrik pembuat pesawat paling oke di dunia)

5. Kuasai Media

Yak dewasa ini media berperan penting banget bagi perpolitikan di dunia adalah media. Di Indonesia pun begitu. Bahkan ada cameo yang berbunyi " If You Want To Conquer The World, Conquer The Media" Itu sebabnya pak Win menggandeng pak HT, pak Surya Paloh mendirikan nasdem, pak ARB nyapres, pak Dahlan juga ikut konvensi. Pak Jokowi ini juga branding image-nya lewat media besar sekali loh. "Ngiklan Gratis" dengan metode blusukannya sangat ampuh menanamkan namanya di otak manusia Indonesia.

Nah itu strateginya, kalo saya mau nyapres. Eh tapi kok saya blak - blakan ya? Aduh, nanti ada kompetitor yang liat gimana? Aduh saya ngomongnya kebanyakan. Hahaha.. Gapapa deh, biar ilmu saya bermanfaat. At least kalo saya gak jadi tukang sampah yang jadi presiden saya jadi tukang sampah yang menghuni surga aja deh. hehehe...




#TematicJB

Tempat Sampah, 2 Februari 2014


Ttd
Tukang Sampah

Sabtu, 01 Februari 2014

Air Minum Tau Diri

Kita emang hobi bergaul dan bermasyarakat bukan? Nyamperin ke rumah temen, gebetan, pacar, pacar teman *eehh* pasti udah jadi hal yang lumrah buat kita semua kan ya? Dan apa yang paling sering kita jumpai kalo kita bertamu ke rumah orang? Makanan ringan? yayaya, bisa jadi. Disuruh makan? Nah ini rejeki banget buat kalian yang bertamu dan kelaparan. Tapi dari kesemua itu yang paling sering disuguhkan adalah air minum.


Lantas, mengapa air minum ini begitu menarik untuk saya bahas? Hehehehe... Ini karena keunikan dari penyuguhan air minum itu sendiri. Uniknya kenapa? Karena sesungguhnya air minum yang dihidangkan itu menggambarkan keadaan dan keinginan yang punya rumah terhadap tamu yang datang. Ada 3 jenis penyajian minuman yang saya bahas.

1. PANAS

Ya, ketika air dengan suhu panas ini disuguhkan berarti host atau tuan rumah ini ingin sang tamu lebih lama tinggal untuk menemani tuan rumah. Kenapa bisa dikatakan begitu? Karena, untuk mendinginkan suhu minuman tersebut kan lama ya. Jadi sang tuan rumah tau persis tuh bahwa sang tamu adalah tamu yang emang diinginkannya untuk menemaninya sekedar ngobrol ringan, berat atau yang lain.

2. HANGAT

Ketika minuman dengan suhu hangat ini disuguhkan, berarti tamu sebenernya datang disaat yang tidak tepat. Akan tetapi di lain sisi, sang tuan rumah menginginkan tamu yang berkunjung untuk tinggal dan ngobrol. Yaaahh walopun waktunya gak banyak. 

3. DINGIN

Yang terakhir ini mungkin terlalu menyakitkan. Tapi pertama - tama saya katakan,ini tidak berlaku jika sang tamu memintanya sendiri. Oke saya lanjutkan. Ketika minuman bersuhu dingin ini dihidangkan, maka sesungguhnya sang tamu adalah adalah orang yang tidak diinginkan oleh si tuan rumah. Mungkin dalam hatinya, si tuan rumah bilang "Yaelah nih orang dateng lagi. Buruan pulang dong". Hehehe... 

Nah loh, sudah jadi orang yang tau diri gak kalo bertamu? Kalo tidak diinginkan sih, mending buruan cus deh ya sebelum tuan rumah eneg ngeliat mukanya situ. Hehehe...


Tempat Sampah, 1 Februari 2014


Ttd
Tukang Sampah

Jumat, 31 Januari 2014

Preman In The Morning

PREMAN IN THE MORNING

Jono

Ada yang tak biasa pagi itu. Tapi apa ya? Apa karena ayam – ayam jagoan Jono telat berkokok sampe membuat keluarga Jono kesiangan? Bukan, tapi karena Jono bangun lebih dulu buat nyiapin sarapan keluarganya. Mulai subuh Jono sudah bertarung dengan bumbu dapur, pisau, telor dan sebagainya. Tapi Jono berusaha mengurangi kegaduhannya dengan cara memasang peredam di pisau dan perabotan lainnya. Kata Jono sih operasi senyap. Dan akhirnya, taaaadaaaaaa.....
“Tumben kamu nak bangunnya pagi sekali, maaf ya mami jadi ngrepotin kamu” Kata mami Jono di meja makan.
“Ah, gapapa mi. Sekalian olahraga” Jawab Jono sekenanya.
“Masak apa kamu Jon?” Tanya papi Jono.
“Tuh liat aja sendiri, Jono berangkat duluan ya. Jono makan di kantin sekolah aja mi, pi” Kata Jono sambil cium tangan kedua orang tuanya.
Dan ketika tudung saji meja makan dibuka...
“ASTAGA JONOOOOOOOOO!!!!! Bikin telor dadar aja bisa sampe gosong begini?” Teriak mami Jono.
Tapi apa daya, Jono sudah melesat keluar rumah dengan sepeda fixie-nya sambil cengengesan. Sementara lemparan sendal maminya hanya mengenai ruang hampa. Terpaksa deh maminya Jono masak lagi, padahal papinya Jono juga harus ngantor pagi – pagi. Kegaduhan pun kembali terjadi di dapur rumah Jono.
Di jalan, Jono tiba – tiba melihat sekelebat bayangan aneh yang mengusik pandangannya. Saking penasarannya, Jono turun dari sepeda. Jam masih menunjukkan 6.15 masih ada waktu 30 menit untuk mengkandaskan rasa penasarannya sebelum pak Dedi  satpam sekolah menutup rapat – rapat pintu pagar sekolah. Jono memeriksa sekeliling, tapi tak ada siapapun. Hanya suara desiran angin dan kendaraan yang berlalu lalang. Dan tiba – tiba...
“BET, PLETAAAKKK!!!” Sebuah pukulan benda tumpul menghantam keras di kepalanya.
“Aduuuuhhh, tiang rambu sialan, pake ada di siini segala. Siapa sih yang iseng naruh tiang rambu di pinggir jalan begini” Omel Jono. Yaelah, udah dari dulunya keleessss tiang rambunya dipasang disitu jon.
Kemudian sesosok bayangan itu semakin jelas dan tampak semakin terang. Ternyata seorang nenek yang tua renta. Belum sempat Jono menyapa nenek itu, kemudian datang segerombolan anak – anak nakal yang kemudian dikenal sebagai preman mencegatnya. Ada 4 orang, satu orang berbadan cungkring sok gaya. Dua orang gendut dengan perut buncitnya yang mukanya semrawut amburadul (mungkin mereka kembar identik). Satu orang terakhir berbadan tegap rupawan, yang sepertinya gak pantes jadi preman mungkin lebih cocok jadi boyband.
“Tahan langkah lo bocah, sekali lagi lo maju. Nyawa lo kita abisin” kata sang preman berbadan cungkring.
“Nah loh, apa salah saya bang? Kan saya cuman mau nyamperin nenek itu” Jawab Jono.
“Banyak bacot lo bocah, lo gak tau berhadapan dengan siapa ya?” kata sang preman lagi seraya mencengkeram kerah baju Jono.
“Yaelah a... a... abang, kita kan belom kenalan” Jawab Jono mencoba untuk tidak panik.
“Sudah bos, abisin aja bos” Pinta preman berbadan tegap itu.
“Eya booss, hajar tuh bocah” Seru duo preman gendut itu bersamaaan. Maklum mereka kan kembar.
“Am... am... ampuuunn bang, saya gak berani sama abang” Jono mengiba.
Padahal aslinya ya, Jono nih seorang jagoan tae kwon do. Sudah ban biru dia, ban-nya aja beli di mang Kosin diujung gang. Nah loh, emang mang Kosin  jualan sabuk tae kwon do ya? Bukannya dia jualan roti? Nah... Ah, sudahlah daripada semakin absurd mendingan balik ke Jono yang terjebak keadaan ya.
Preman – preman itu masih mengancam Jono dengan wajahnya yang seram, taring menyeringai seperti serigala. Cakar yang menyeruak keluar diantara jemari – jemari mereka. Lidah menjulur keluar dengan tetesan – tetesan liur yang keluar. Eh ini monster apa preman sih? Monster preman!! Seketika itu juga badan dari preman cungkring membesar berotot seperti binaragawan, matanya memancarkan sinar merah. Jono dengan sigap meloncat salto kebelakang dan kemudian pasang kuda – kuda.
Dalam hati Jono berkata, “Apes banget sih pagi – pagi harus ngadepin monster jelek beginian”
Kemudian monster preman itu mengamuk membabi buta. Sementara ketiga teman preman tadi tampaknya adem ayem saja. Mereka rupanya sudah tahu akan menjadi apa bos mereka itu.
“Bogel, Boncel, Hadi habisi bocah itu” Seru bos monster preman itu.
“Siap bos” Jawab mereka serempak.
Kemudian pertarungan tak terhindarkan. Jono yang berbadan kecil kegedan jambul tampaknya cukup mampu mengimbangi tenaga preman itu.
“Braaakk”
“Pletaaaakk”
“Ciat... Ciattt.. Ciaaaattt”
“Wadaaaww”
“Waatttaaaaa...”
Adu jotos, tendang, jurus sampe tenaga dalam (eh gak pake tenaga dalam deh. Jono belum menguasai. Hehehe ) menghiasi pertarungan itu. Bos preman yang berwujud monster itu menggeliat – menggeliat, tak sabar hendak memangsa Jono. Sementara nenek itu tampak kebingungan dengan keadaan di sekitarnya. Hingga akhirnya....
“Gubraaaaaakk!!” preman – preman itu berjatuhan, tumbang di tangan Jono. Jono ngos – ngosan, mengelap keringat dan memasang kembali kuda – kudanya.
“Sudah bang mon, kita sudahi pertikaian yang tak seimbang ini” Seru Jono sambil ngos – ngosan.
“Lo sudah menghabisi anak buah gue. Gue gak terima boy! Rasakan ini” Preman monster pun menyerang Jono.
Sekali lagi pertempuran sengit terjadi. Jono tampak kewalahan menghadapi serangan sinar laser berkekuatan tinggi yang dari mata sang monster preman. Cakaran maut si monster pun sempat menyobek baju seragam Jono. Dan...
“Plaaakkk”
Jono tersungkur dihantam oleh sabetan tangan monster itu. Lebam tampak di wajah Jono, mulutnya mengeluarkan darah segar. Jono mengalami luka dalam yang cukup parah rupanya.
“Hahaha.. Lo kalah bocah. Jangan songong makanya jadi bocah” Kata monster preman sambil terkekeh.
“Ah Tuhan, apakah saya harus mati sekarang. Saya belum jadi superhore Tuhan.” Batin Jono. “Gue harus bangkit, gue harus ngalahin monster jelek ini”
Jono bangkit, sempoyongan sambil memegangi dadanya.
“Gue belom tamat bang, jurus pamungkas gue belom gue keluarin.” Kata Jono menantang.
“Hahaha.. Bentar lagi juga lo bakalan mampus bocah”
“Kita lihat saja bang! Terima ini... Hiaaaaattt”
Jono mengeluarkan tendangan bayangan seribunya. “Jedaaaaagggg!!!” Telak mengenai rahang dari monster preman itu. Kemudian, preman monster itu terpental terjerembab ke aspal jalan raya. Dan kemudian...
“Teeeeeetttt”
“Crrooootttt”
Sang monster preman tewas terlindas truck tronton yang sedang mengangkut material.
“Ckiiiiitttttttt” Suara decit ban dan aspal beradu keras. Kemudian truck tronton berhenti, sang sopir tronton turun memeriksa keadaan mobilnya.
“Eh tong, barusan gue nabrak apaan ya?” Teriak sang sopir ke Jono.
“Bukan apa – apa bang, kucing kali” Jawab Jono dengan tersenyum.
Sang Sopir pun melanjutkan perjalanannya. Sementara di TKP (Tempat Kejadian Pertempuran) anak buah monster preman lari tunggang langgang.
“Eh cu, barusan ada apa ya? Nenek gak liat jelas. Nenek ini cuman mau nyebrang jalan ini cu. Daritadi gak ada yang bantuin nenek nyebrang” Kata si nenek ketika dihampiri Jono.
Jono ketawa dalam hati. Pagi yang indah buat superhore sekelas Jono. Setelah menyeberangkan nenek renta itu, Jono kemudian meraih sepeda fixie-nya yang tergeletak disemak – semak dan segera menggenjotnya menuju sekolah. Jam sudah menunjukkan 7.10 menit. Yaaahhh.. superhore kita telat masuk sekolah nih. Alamat berhadapan dengan pak Dedi satpam sekolah yang galaknya nglebihin Monster preman tadi nih, batin Jono. 

Rabu, 29 Januari 2014

Ilmu Yang Bermanfaat

Hari ini ada yang begitu mengusik saya. Ada seorang buta yang sedang jalan - jalan di jalanan. Dibawah sengatan matahari yang begitu panas. Untungnya sih dia make kaca mata item. Hehehe... Bersama seorang wanita yang cantik. Kepada semua orang, wanita cantik ini mengaku sebagai istri orang yang buta ini. Gileeee... Mana ada yang percaya coba orang buta istrinya kaya artis sinetron. Orang buta ini pun mengaku kepada semua orang bahwasannya wanita cantik ini adalah istrinya. Hmmmm.. Patut dicurigai, mungkinkah ini settingan khas selebritis negeri ini? Atau lelaki buta ini adalah orang yang begitu kaya sehingga membuat wanita ini begitu mencintai dan takut "kehilangan"? Ah, no matter what setelah di cek buku nikahnya, mereka emang sepasang suami istri.

Banyak yang bilang kepada lelaki ini bahwasannya dia sangat beruntung mempunyai seorang istri yang cantik. Akan tetapi, lelaki buta ini tak juga mau percaya. Mana ada wanita cantik mau menjadi istri seorang lelaki buta seperti saya? Begitu pikirnya. Hingga akhirnya dia bertanya pada satu orang yang ditemuinya di halte bus. Lelaki buta itu duduk disamping seorang laki - laki muda yang begitu tampak pandai. Sementara sang istri duduk disamping lelaki buta itu. Ketika lelaki buta itu bertanya mengenai rupa istrinya, si lelaki muda itu menjawab dengan hardikan dan makian.

God!! Saya yang mendengarnya jadi pengen nonjok muka laki - laki muda gak tau sopan santun itu, akan tetapi dicegah oleh bapak lelaki buta itu. Beliau bilang sambil tersenyum, "Sudah nak, biarkan saja. Mungkin mas ini ndak tau kalo saya ini ndak bisa liat" Lantas kemudian buru - buru lelaki itu minta maaf dan segera bercerita mengenai rupa istri lelaki buta itu tanpa mengurangi atau melebihkan.



Saya mungkin terlalu serius atau mungkin tulisan ini banyak yang tidak sependapat, saya memakluminya. Kita berada dalam idealis dan pola pikir kita masing - masing. Membuat semua orang untuk menyukai kita pun sangat amat tidak mungkin. Almarhum Nelson Mandela aja pasti punya haters. Tapi saya merasa perlu untuk menggugah diri saya dan teman - teman. We're not alone in this world.

Sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, jelas kita mati tidak mungkin ngeglundung sendirian. Gak mungkin juga kita mati trus gotong keranda sendirian. Kita masih butuh orang lain, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Entah itu karena budi kita kepada orang tersebut, atau do'a - do'a mereka kepada kita.

Apa sih artinya kita tanpa orang - orang sekitar kita? we're really nothing. Orang kaya tak akan jadi kaya jika tak ada orang miskin. Orang dibilang cantik / ganteng karena ada yang lebih tidak ganteng dan tidak cantik daripada dia. Orang pintar itu juga ada karena ada orang - orang yang tidak berilmu. Apa gunanya kita menjadi sesosok yang angkuh dan arogan?

Bicara mengenai orang buta dan ilmu. Apa pendapat teman - teman? Ketika diibaratkan orang buta itu adalah orang yang tidak tahu apapun tentang dunia ini bahkan wajah istrinya sendiri. Lantas ada orang yang bisa melihat begitu hebatnya dunia ini diibaratkan sebagai orang yang berilmu namun tidak mau menularkan ilmunya kepada lelaki buta ini. Apakah dia ini menjadi seorang yang berilmu? Apakah layak jika kemudian lelaki ini berkata kepada lelaki buta ini "Hei, jangan jadikan kebutaanmu sebagai alasan untuk tidak mengetahui indahnya dunia ini dan tahu betapa cantiknya istrimu"

Saya selalu diajarkan oleh agama saya bahwasannya jika meninggal segala amalan akan terputus kecuali 3 hal. Do'a dari putra - putri kita, amal jariyah (sedekah) dan ilmu yang bermanfaat. Yang menarik dan berkaitan dengan tulisan saya ini adalah yang terakhir, yaitu ILMU YANG BERMANFAAT. 

Taukah teman - teman ilmu yang bermanfaat itu seperti apa? (Mungkin kita beda pendapat) Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang secara kontinyu diajarkan. Contohnya: Si A ini mengajarkan bagaimana bikin blog yang bagus kepada si B, nah terus A ini meninggal. Ketika ada si C minta B ini mengajari bagaimana membuat blog, si B dengan senang hati mengajarinya. Lalu Si C ini mengajarkan kepada si D, E, F dst dsb. Maka Si A ini akan mendapatkan limpahan pahala dari orang - orang tersebut.

Maka masih pantaskah kita menolak untuk menularkan ilmu yang kita miliki dengan keikhlasan? Ilmu itu hanya titipan Tuhan, gak usah sombong. Kalo ada temen tanya dan memang gak tau, jangan bilang "Eh kan ada buku, baca dong", "Eh kan sudah ada di TL, baca dong" apa salahnya sih berbagi? Apa susahnya sih ngasih tau? Berkurang kah ilmu kita? Berkurangkah pahala kita? Pengen ngerasain ketika ilmu kita dicabut beneran sama yang punya?

Saya tidak bermaksud menyudutkan siapapun, saya hanya menegur diri saya pribadi yang masih belom bisa menularkan ilmu kepada teman - teman dan saya sendiri. Yaaahh apalah artinya tukang sampah seperti saya dibandingkan profesor - profesor dan para mahasiswa ber IPK 4,00.



Tempat Sampah, 29 Januari 2014


Ttd
Tukang Sampah

Minggu, 26 Januari 2014

Pohon Adalah Sel Paru - Paru Dunia

Apakah kita sudah bener - bener menjadi penyelamat lingkungan? Atau setidaknya mencoba untuk menjadi salah satu di antara jutaan manusia yang peduli dengan lingkungan? Sudah seperti apa langkah nyata kita? Jujur, saya pribadi belom ada apa - apa. Saya cuman melakukan beberapa langkah aksi nyata yang tidak begitu besar. Diantaranya adalah, mematikan penggunaan energi listrik yang berlebihan. Jadi, ketika tidur saya matikan lampu kamar, tv dan tidak memakai AC (maklum saya gak punya AC). Langkah yang kedua saya adalah, saya jarang mandi (sehari sekali atau 2 hari sekali) yaaa lumayan kan bisa menghemat air puluhan liter. hehehe... Yang terakhir tadi itu langkah nyata dan peduli lingkungan atau memang saya yang males? Yaaaaa, beda - beda tipis tak apalah. 

Kalo pohon ditebang sebenarnya salah siapa sih? Pemerintah? Tukang babat alasnya? Cukong - cukong kayu? Atau para pengusaha-nya? Hmmm... Menarik diteliti bahwa saya dan kamu adalah salah satu yang ikut andil dalam deforestation. Kenapa kita juga berperan serta dalam penggundulan hutan? Berikut ini adalah dua alasannya.

1. SERING BELI GORENGAN

Sudah bukan rahasia lagi bahwasannya pembukaan lahan di Kalimantan, Sumatra adalah karena faktor pengusaha kelapa sawit yang menginginkan hasil produksi minyaknya semakin melimpah. Nah, karena minyak yang dipakai untuk menggoreng gorengan yang kamu makan adalah minyak sawit. Singkatnya kamu juga berperan untuk menggunduli hutan. 1 Pohon ditebang diganti 1 pohon kelapa sawit menghasilkan (berapa ya?) minyak sawit yang digunakan untuk menggoreng oleh tukang gorengan. Hmmmm... Masak iya kita mau ngorbanin pohon demi kesenangan kita? Yaaahh, ciyaaan pohonnya. Tapi gorengan emang enak sih ya? hehehehe...

2. KULIAH MOLOR/GAK NAIK KELAS/SKRIPSI GAK ACC

Tau kan kalo kertas - kertas yang kita pakai selama ini mayoritas (yaaa, walaupun sekarang sudah banyak kertas dari bahan kertas recycle) dibuat dengan menggunakan pohon - pohon? Hmmm.. Semakin kita lama menempuh studi, otomatis penggunaan buku dan kertas akan meningkat. Nah loh semakin kita banyak membeli buku, otomatis semakin banyak juga pohon yang ditebang buat bikin kertas. Dosen juga berperan serta nih dalam deforesisasi, mereka sering gak acc pengajuan bab per bab skripsi mahasiswanya. Aaaarrrggghhh... Dosen ini makhluk yang tidak pernah dididik untuk cinta lingkungan ya? Apa karena hanya karena nilai sampe harus mengorbankan ratusan bahkan ribuan pohon di luar sana untuk membuat kertas yang dipake mahasiswa - mahasiswa bimbingan? Maaf, maaf saya terlalu emosional.



Selain daripada itu, sudah pasti pada tau semua kan ya kalo hutan yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan pohon itu sebagai paru - paru dunia. Dan good news-nya Indonesia termasuk kontributor di dalamnya sebagai negara paru - paru dunia. Tapi itu dulu sih ya, gak tau kalo sekarang. hehehe... Tapi negara - negara Industri juga bergantung pada Indonesia loh. Makanya mereka banyak menghibahkan dana untuk Indonesia agar tetap bisa mengendalikan hutannya agar tetap bisa jadi paru - paru dunia. Mmmm.. Modus sih sebenernya, anggep aja Indonesia tempat pembuangan karbondioksida paling potensial soalnya orangnya mudah dikalahin kalo mau protes. Tapi eniwey duit hibahnya kemana semua ya kok hutannya Indonesia makin mengkerut? Ah positif thinking aja deh, mungkin duitnya buat beli bibit pohon. Nah pohonnya udah ditanam, tapi masih kecil. hehehe... Anggep aja seperti itulah analoginya.

Syukurnya juga sekarang banyak program hutanku, pohonku dsb. Hutan dibeli per m2 untuk konservasi, pohon dibeli dengan tujuan penghijauan. Salut lah. Tapi ya itu tadi, Indonesia kan orangnya cerdas. Begitu ada gerakan seperti itu, maka pengusaha memutar otak ribuan kali lebih keras untuk mengalahkan gerakan - gerakan nyata seperti itu.

Eh, eh tapi tau gak... Kalo kita nebang pohon 1 aja, berapa makhluk yang teraniaya? Let's say, pohon itu sendiri makhluk hidup. Nah begitu ditebang apa kita gak mikirin perasaannya dia? Belom lagi kalo pohon yang ditebang itu adalah orang tua dari anak - anak pohon yang masih kecil dan lemah tak berdaya. Apa tega ngeliat anak - anak pohon jadi yatim piatu gara - gara bapak pohon dan ibu pohon ditebang? Belom lagi, ada burung yang bersarang di pohon itu. Yaaaah, mereka gak punya rumah lagi loh. Rela kah kalo mereka jadi burung tunawisma? Iya kalo mereka punya saudara yang berkenan menampung mereka? Kalo gak? Bakalan menderita jadi burung gelandangan. Belom lagi, kalo misalnya 1 pohon ada beberapa spesies burung yang bersarang di situ. Sudah berapa burung yang dibikin jadi burung tunawisma oleh egoisnya manusia penebang pohon? Belom lagi kalo ada monyet, serangga dan hewan - hewan lainnya yang bergantung pada pohon itu. Alangkah semakin berdosanya kita membuat mereka menjadi hilang harapan.

Nah yang paling krusial nih. Coba deh ibaratkan hutan itu adalah paru - parunya dunia dan pohon adalah sebagai sel - sel yang menyerap CO2 dan mengeluarkan O2. Kalo pohon ditebang, maka ibaratnya kita sudah merusak sel - sel paru - paru dunia. Semakin banyak penggundulan hutan maka sel paru - paru dunia semakin rusak dan tidak berfungsi. Apa mau kita jadi salah satu aktor dibalik bumi yang sulit bernafas? Kalo bumi sulit bernafas apa yang bakalan terjadi? Kehidupan mahkluk hidup di muka bumi ini juga terancam, mau pake tabung oksigen kemana - kemana nantinya kalo udah gak ada lagi oksigen di muka bumi ini? Jhiaaah, bawa badan aja udah males - malesan apalagi mau bawa tabung oksigen segede gaban kemana - kemana.

Sekali - kali menjadi makhluk tradisional dalam hal pengelolaan hutan dan pohon saya rasa gak ada masalah. Bagaimana suku anak rimba, baduy, dayak, dan suku - suku di papua sangat begitu menghormati alam dan memperlakukan hutan dan pohon begitu iiiistimewaa!! (hehe... kaya cherrybelle ya) Sesungguhnya mereka lah yang berperan nyata dalam aksi penyelamatan hutan. Pemerintah hendaknya juga berperan penting dalam hal ini. Jangan mentang - mentang dapet dana hibah buat konservasi hutan lantas mau - mau saja jadi tempat pembuangan karbon dioksida negara - negara industri dunia.

Yang sering - sering beli gorengan juga ditilik lagi lebih jauh, minyaknya make minyak kelapa apa minyak kelapa sawit? FYI, minyak sawit itu penggunaannya lebih terbatas daripada minyak kelapa. Jika minyak kelapa bisa digunakan berulang kali untuk menggoreng sampe minyaknya habis. Maka minyak kelapa sawit cuman bisa dipake 2 kali (paling banyak) untuk menggoreng, jika lebih daripada itu maka minyak kelapa sawit berpotensi menghadirkan kanker ke tubuh (seriously).

Nah yang terakhir nih, buat yang kuliah belom lulus -lulus, yang gak naik kelas atau mahasiswa yang bab - bab skripsinya gak di acc sama dosen. Saran saya sih kalo buat yang kuliah belom lulus/sekolah gak naik kelas, segera deh lulus, irit penggunaan kertas. Lebih bagus lagi kalo kamu nulisnya di gadget atau laptop, praktis men. Disamping itu juga, itu adalah salah satu wujud nyata aksi kamu buat menghentikan penebangan pohon yang ujung - ujungnya cuman dibuat kertas buku kalian doang. Nah ini buat kalian yang menunggu acc dosen pembimbing skripsi. Kalo kalian selama ini digebrak - gebrak mejanya kalo lagi bimbingan skripsi dan skripsinya gak di acc berulang kali sama dosen (jhiaaaahh, curhatan saya ini. Yang senasib, pura - pura aja kalian gak senasib dengan saya) Ya gebrak balik aja meja dosen pembimbingmu, bilang gini "Bapak/Ibu, kalo skripsi saya gak di acc bayangkan berapa ratus pohon lagi yang ditebang dan di aniaya hanya untuk menciptakan lembaran - lembaran kertas hvs ini? Gak mikir apa kalo misal skripsi saya ini gak di acc berulangkali maka bapak/ibu juga berperan serta dalam kepunahan pohon dan perusakan paru - paru dunia?" Dijamin deh, setelah ngomong kaya gitu. Kalian pasti langsung keluar kampus. Bukan karena lulus, tapi karena dikeluarin dari kampus. Hahahaha... Tapi gak ada salahnya dicoba kan? (jangan pake gebrak - gebrak meja tapinya) 


"Persetan dengan pengetahuan fashion atau musikmu jika kamu mati rasa terhadap kondisi alam. Itu hanya menjadikanmu tak lebih dari sebuah mesin." Jrx SID

Nah super sekali kan? Hehehe.. Itu!!


Tempat Sampah, 26 Januari 2014



Ttd
Tukang Sampah