Atas dosa apapun yang dibuat oleh
salah seorang anggota keluarga, hendaknya keluarga lainnya bisa memaafkan dan
bisa mendukungnya untuk berbuat lebih baik. Tapi apabila para anggota keluarga
tidak bisa untuk tetap saling dukung, memaafkan dan membantu. Apakah yang namanya
hubungan keluarga itu masih ada? Mungkin secara yuridis, bisa dikatakan “ ya,
saya / anda / kita masih mempunyai keluarga “ tapi secara fungsional? Ketiadaan
dukungan, bantuan, rasa memiliki satu sama lain akan semakin membiaskan arti
keluarga itu. Jika keluarga anda “ normal “ berarti anda tidak harus membaca
tulisan ini. Karena tulisan ini hanya untuk anda dan orang lain yang merasa “
terpinggirkan “ ; “ tidak dianggap “ dan lain sebagainya.
Oke saya lanjutkan...
Misalnya, anda atau saya berbuat
fatal sekali. Sehingga sangat menyakitkan hati banyak orang di keluarga anda. Apa
anda atau saya tidak berhak untuk menikmati kehangatan keluarga dan sikap
saling supportnya? Saya rasa seorang pembunuh sekalipun pasti membutuhkan yang
namanya kehangatan keluarga dan sikap saling dukung. Apa jadinya jika seorang
pembunuh yang kemudian bebas dari hukuman penjara dan hidup dengan status “
mantan narapidana “ seumur hidupnya itu dikucilkan oleh orang orang banyak dan
bahkan keluarga sendiri? Padahal, orang tersebut berniat untuk tidak mengulangi
perbuatannya dan menginginkan kehidupan yang lebih baik lagi. Bisa jadi, orang
tersebut kembali lagi menjadi seorang pembunuh.
Keluarga bukan tempat untuk
menjustifikasi seseorang menjadi salah dan benar, karena keluarga bukanlah
pengadilan. Keluarga juga bukan tempat untuk mengucilkan seseorang dari
kehidupannya karena keluarga bukan tempat untuk menerapkan norma / aturan
masyarakat. Tapi keluarga adalah sebuah tempat dimana kita bisa minum teh
hangat bersama di sore hari dengan canda tawa. Keluarga adalah sebuah keseruan
ketika saat guyonan – guyonan ditimpali satu persatu. Keluarga adalah sebuah
tempat dimana saat ayah mengelus pundak anaknya dan ibu memperhatikan anaknya
dengan tatapan haru. Keluarga adalah sebuah pembelajaran muncul secara halus
dan mendidik. Keluarga adalah sebuah sikap menghormati satu sama lain secara
benar.
Saya merasa untuk itulah
kehidupan seseorang perlu didukung oleh sebuah keluarga yang sangat sehat. Sebuah
keluarga yang hangat, saling dukung dan saling membantu. Ingat ini semua bukan
mengenai “ gimana sih, gitu aja kok gak bisa? “ ; “ kamu itu salah! Inget itu! “
, tapi ini semua mengenai “ ayo, segitu aja sih kecil buat kamu. Kamu pasti
bisa “ ; “ sudah, kesalahanmu hendaknya diambil hikmahnya buat kamu agar kamu
jadi lebih baik.
Saya menulis ini di saat saya
merindukan keluarga idaman saya sendiri. Saya dan anda mungkin akan berbeda
pandangan dan berbeda teori, bahkan secara teori anda mungkin lebih jago
daripada saya. Tapi syukur kalau anda menginginkan sebuah keluarga idaman yang
sama seperti saya.
Dedikasi untuk almh. Ibu saya.
Tempat Sampah, 13 September 2013.
Ttd
Tukang Sampah
Ttd
Tukang Sampah