Jumat, 13 September 2013

Sebuah Tempat Dimana Seharusnya Kita Berada

Atas dosa apapun yang dibuat oleh salah seorang anggota keluarga, hendaknya keluarga lainnya bisa memaafkan dan bisa mendukungnya untuk berbuat lebih baik. Tapi apabila para anggota keluarga tidak bisa untuk tetap saling dukung, memaafkan dan membantu. Apakah yang namanya hubungan keluarga itu masih ada? Mungkin secara yuridis, bisa dikatakan “ ya, saya / anda / kita masih mempunyai keluarga “ tapi secara fungsional? Ketiadaan dukungan, bantuan, rasa memiliki satu sama lain akan semakin membiaskan arti keluarga itu. Jika keluarga anda “ normal “ berarti anda tidak harus membaca tulisan ini. Karena tulisan ini hanya untuk anda dan orang lain yang merasa “ terpinggirkan “ ; “ tidak dianggap “ dan lain sebagainya.
Oke saya lanjutkan...
Misalnya, anda atau saya berbuat fatal sekali. Sehingga sangat menyakitkan hati banyak orang di keluarga anda. Apa anda atau saya tidak berhak untuk menikmati kehangatan keluarga dan sikap saling supportnya? Saya rasa seorang pembunuh sekalipun pasti membutuhkan yang namanya kehangatan keluarga dan sikap saling dukung. Apa jadinya jika seorang pembunuh yang kemudian bebas dari hukuman penjara dan hidup dengan status “ mantan narapidana “ seumur hidupnya itu dikucilkan oleh orang orang banyak dan bahkan keluarga sendiri? Padahal, orang tersebut berniat untuk tidak mengulangi perbuatannya dan menginginkan kehidupan yang lebih baik lagi. Bisa jadi, orang tersebut kembali lagi menjadi seorang pembunuh.
Keluarga bukan tempat untuk menjustifikasi seseorang menjadi salah dan benar, karena keluarga bukanlah pengadilan. Keluarga juga bukan tempat untuk mengucilkan seseorang dari kehidupannya karena keluarga bukan tempat untuk menerapkan norma / aturan masyarakat. Tapi keluarga adalah sebuah tempat dimana kita bisa minum teh hangat bersama di sore hari dengan canda tawa. Keluarga adalah sebuah keseruan ketika saat guyonan – guyonan ditimpali satu persatu. Keluarga adalah sebuah tempat dimana saat ayah mengelus pundak anaknya dan ibu memperhatikan anaknya dengan tatapan haru. Keluarga adalah sebuah pembelajaran muncul secara halus dan mendidik. Keluarga adalah sebuah sikap menghormati satu sama lain secara benar.
Saya merasa untuk itulah kehidupan seseorang perlu didukung oleh sebuah keluarga yang sangat sehat. Sebuah keluarga yang hangat, saling dukung dan saling membantu. Ingat ini semua bukan mengenai “ gimana sih, gitu aja kok gak bisa? “ ; “ kamu itu salah! Inget itu! “ , tapi ini semua mengenai “ ayo, segitu aja sih kecil buat kamu. Kamu pasti bisa “ ; “ sudah, kesalahanmu hendaknya diambil hikmahnya buat kamu agar kamu jadi lebih baik.
Saya menulis ini di saat saya merindukan keluarga idaman saya sendiri. Saya dan anda mungkin akan berbeda pandangan dan berbeda teori, bahkan secara teori anda mungkin lebih jago daripada saya. Tapi syukur kalau anda menginginkan sebuah keluarga idaman yang sama seperti saya.

Dedikasi untuk almh. Ibu saya.

Tempat Sampah, 13 September 2013.

Ttd
Tukang Sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar