Hari ini seorang teman kuliah
datang dari Jogja bersama pasangannya, niatnya sih mau berlibur menikmati sisa –
sisa kenikmatan kota Malang tercinta waktu jaman – jaman kuliah dulu. Saya
menjemputnya di gang depan rumah, setelah saya persilahkan untuk beristirahat
kemudian sang teman minta diantarkan untuk mencari persewaan motor untuk
berkeliling selama di Malang.
Di sepanjang perjalanan teman
saya ini bercerita soal pekerjaannya yang seorang asisten manager sebuah
restoran cepat saji terkemuka di kota Jogja. Dengan gaji 3,7 Juta dan tunjangan
lain – lainnya tentu saja saya tergiur juga sekejap “ Ah, setan ini “ batin
saya. Niat saya menjadi pengusaha rupanya masih belum sepunuhnya terbangun
dengan kuat. Lalu saya menanyakan tentang awal mula bagaimana dia bisa masuk ke restoran
cepat saji tersebut, dengan sedikit pancingan tersebut maka mulailah dongeng
tentang KKN itu masih berlanjut di jaman sekarang ini. Tentang rayuan gaji yang
menggiurkan itu tadi dan jenjang karir yang meningkat, bla... bla... bla...
Kemudian saya bertanya mengenai
jam kerjanya, berceritalah sang teman saya ini bahwa jam kerjanya yang 3 shift,
mulai jam 8.00 – 16.00, jam 16.00 – 00.00, jam 00.00 – 8.00. WOW!! Berarti kemungkinannya dia
untuk bersama keluarga jarang sekali kalo sudah menikah dan punya anak, begitu
pikir saya.
Nah, salah satu hal yang menjadi
ganjalan setiap seorang sarjana yang “ harus “ menjadi seorang pegawai adalah
keterikatan waktu untuk selalu bergelut dengan rutinitas pekerjaan yang sangat
mengikat. Pergi pagi pulang malam, bertarung dengan target pencapaian, anak
buah yang berbeda visi misi dsb. Tentu itu sangat menguras waktu, tenaga dan
pikiran. Bayangkan jika anda seorang sarjana yang memang ingin berguna dan
bermanfaat buat orang lain. Menjadi seorang
pengusaha adalah jalan terbaik bagi anda. Dimulai dari nol, dimulai dengan
jatuh bangun kemudian usaha yang tidak lancar serta hal – hal lain yang menjadi
khas seorang pengusaha adalah hal yang wajar. Asal kemudian anda bangkit dan
belajar dari kesalahan – kesalahan anda dan ciptakan omzet yang berlipat ganda.
Mungkin sebagian dari anda
berpendapat beda dengan saya, yah itu wajar namanya juga kita di negara Bhineka
Tunggal Ika. Kalau anda mau menerima pendapat saya, ya silahkan baca saja
tulisan saya ini. Kalaupun tidak, anda tau jalan keluarnya dan selamat hidup
dengan rutinitas anda yang menjemukan. Hehe..
Sewaktu saya kuliah dulu saya
pernah mendapati dosen yang berbicara kepada saya seperti ini “ Kalau anda
menjadi sarjana hanya untuk bekerja kepada orang, sepertinya anda telah salah
untuk melanjutkan sekolah anda ke perguruan tinggi. Ciptakanlah lapangan pekerjaan
buat orang lain sehingga kehidupan anda sebagai seorang sarjana itu bermanfaat
bagi orang lain” Lalu kemudian akhir – akhir ini saya merasa, yah wejangan
tersebut ada benarnya ternyata.
Sebagai seorang sarjana, tentu
saja kita harus berpikiran lebih daripada seseorang yang bukan sarjana. Bagaimana
kita bisa menciptakan peluang besar buat orang lain, sehingga kehidupan seorang
sarjana bisa menjadi bermanfaat buat orang lain secara signifikan bisa terasakan.
Dengan seperti itu, maka anda bisa membayangkan bagaimana orang lain tertolong
dengan usaha kita, bagaimana orang lain bisa tersenyum dan tertawa karena kita.
Hanya satu orang? Tidak! Puluhan bahkan ratusan orang jika perusahaan yang anda
bertumbuh besar. Tidak hanya itu, anda juga berpotensi untuk menggerakkan roda
perekonomian masyarakat di sekitar anda. Harus saya kasih tahu seperti apa? Oke,
misal anda punya clothing store. Anda bisa bekerja sama dengan tukang sablon
dan tukang jahit di sekitar anda untuk munyuplai barang yang ada di toko anda
tersebut. Misal anda mendirikan Event Organizer, anda menyewa sound sistem,
peralatan panggung dsb kepada orang – orang disekitar anda. Nah, itu berarti
anda turut serta menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekita bukan? Dan ya,
sekali anda sudah bermanfaat buat orang lain dan turut serta menggerakkan roda
perekonomian masyarakat di sekitar anda.
Hal terpenting dari itu semua
adalah, anda bisa menjadi sarjana yang bisa meluangkan waktu bersama keluarga
anda lebih banyak daripada para sarjana yang “ hanya “ menjadi seorang karyawan
yang dituntut untuk selalu bergulat dengan rutinitas dan kesibukan. Anda bisa
memulai jam kerja anda dan mengakhirinya sesuka anda. Serta yang paling krusial
adalah, anda bisa bermanfaat buat orang lain dan menciptakan peluang besar bagi
orang lain untuk tersenyum dan tertawa bersama keluarga mereka. Tentu saja, keberhasilan perusahaan anda tergantung bagaimana kerasnya usaha anda, keuletan anda, dan keinginan anda untuk mencapai mimpi anda.
Saya tekankan kepada anda, saya
tidak bermaksud menggurui anda, memaksa anda untuk menerima pendapat saya atau
menyinggung perasaan anda. Saya masih belajar dari buku – buku dan jutaan orang
– orang hebat di dunia ini, termasuk anda.
Oh ya, saya lupa. Anda mau tahu apa yang di ucapkan terakhir kali oleh teman saya sepanjang perjalanan saya tadi? Hehe.. Bersiaplah! " Tapi, bagaimanapun juga lebih enak punya usaha sendiri daripada ikut orang lain "
Tetap bekerja keras, usaha, do’a
dan berpikir sedikit aneh di antara orang – orang sekitar anda.
Tempat Sampah, 13 September 2013
Ttd
Tukang Sampah
Tempat Sampah, 13 September 2013
Ttd
Tukang Sampah
bener sih. ketika kita lulus, kita seharusnya jadi wiraswasta, jadi bisa membuka lapangan pekerjaan pada org lain.
BalasHapustapi menurut gua, ada kalau semua orang jadi wirausaha, siapa yang jadi pekerjanya? kalau semua sarjana bisa membuka lapangan pekerjaan, siapa yang dipekerjakan. pasti mereka ingin pekerja yang bagus kan?
jadi menurut gua, pekerja itu juga penting
kalau ada waktu, main ke blog gua juga ya
yap, itulah sob setiap orang punya kehendak dan kemauan masing2. tidak bisa juga untuk dipaksakan. namanya juga manusia, Tuhan kan ciptain manusia dengan otak yang berbeda - beda dan pola pikir berbeda - beda. sama halnya kaya tulisan saya ini bro, tak ada alasan untuk tidak setuju :)
BalasHapusThanks for review bro.