Sabtu, 14 Desember 2013

KAMI YANG (HANYA) TIDAK INGIN AREMA HILANG

Melihat pendapat  dan komentar – komentar di akun media sosial beberapa teman aremania (oknum aremania, bila kita tidak menggolongkan pendapat mereka sebagai pendapat bulat dari kelompok suporter aremania) mengenai penggunaan nama “Cronus” sebagai “pelengkap” nama “Arema” rasanya saya juga tertarik untuk menulis artikel ini. Akan tetapi mohon maaf sekali, tulisan saya ini hanya pendapat pribadi saya. Jangan tersinggung karena kita memang sama – sama mencintai Arema dengan cara kita masing – masing. Oke, saya lanjutkan ya.
Pandangan saya mengenai komentar – komentar ketidak setujuan tersebut adalah saya merasa bangga bahwasannya kita  sama – sama kritis dan peduli terhadap Malang, Arema dan sejarah perjuangan klub ini. Kita sama – sama tidak ingin klub kesayangan warga Malang dan seantero jagat yang mengaku Aremania ini hilang hanya karena ulah segelintir orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Yang hanya memikirkan mencari keuntungan dari sebuah produk (dalam hal ini saya ambil klub sepakbola Arema) tanpa memikirkan kepuasan customer (Aremania). Rasa kebanggaan kita terusik, jiwa kedaerahan kita berontak, harga diri kita sebagai Aremania mungkin juga terlukai. Dan hal yang seperti ini memang wajar, inilah fanatisme dan kecintaan kita semua terhadap Arema.
Akan tetapi, kita juga sebagai orang yang cinta Arema hendaknya mengerti dan paham akan kebutuhan tim itu sendiri. Kita tidak bisa menggeneralisasikan bahwasannya penggunaan embel – embel nama lain di belakang nama klub sangat tidak relevan atau hanya bisa – bisanya manajemen untuk menghilangkan Arema dari Malang atau bahkan mencap manajemen cari untung semata dari nama itu. Ya bagaimana ya, kita sudah memasuki sepakbola industri teman – teman. Pemain bola juga butuh menghidupi keluarganya. Selama penggunaan embel – embel nama “Cronus” tidak merubah nilai histori dari Arema itu sendiri kenapa tidak? Banyak kok di luar sana klub – klub yang kita kenal sekarang dulunya bukan bernamakan yang kita kenal saat ini. Eits, jangan emosi dulu ya. Hehe.. Pasti yang baca tulisan saya protes dan membandingkan dengan klub luar negeri yang sebuah klub dimiliki oleh satu individu atau beberapa individu tidak mencantumkan nama pemilik atau investornya ya? Hehe... Jelaslah, yang memiliki mereka kan individu. Dan kebanyakan individu, individu tersebut punya bisnis lain selain sepakbola (Maaf jika pengetahuan saya kurang ya. Hehe) Coba kita tengok beberapa klub basket / klub voli di Indonesia yang investor – investornya perusahaan – perusahaan atau bumn – bumn. Pasti ada embel – embel perusahaannya bukan? Nah, sama halnya dengan klub kita tercinta ini teman – teman. Sebuah perusahaan yang punya embel – embel “Cronus” menginginkan bahwasannya Arema di embel – embeli “Cronus”. Toh, mereka memberikan kompensasi kucuran dana untuk membiayai Arema juga bukan?
Jangan terlalu su’udzon kepada manajemen bahwasannya mereka akan “mengambil” Arema dengan cara halus teman – teman. Selama kita tidak mempunyai data dan sumber data yang valid untuk membuktikan pernyataan pendapat teman – teman semua, maka itu hanya akan menjadi fitnah. Bukankah fitnah itu lebih kejam daripada tidak memfitnah? Hehe..
Di sisi lain, manajemen juga hendaknya tetap mendengarkan aspirasi teman – teman. Dalam artian, kita semua hanya tidak ingin nama Arema sebagai klub sepakbola hilang. Jangan sampai sejarah perjuangan para founding father Arema itu terlukai. Arema tidak hanya klub sepak bola, Arema adalah identitas kami sebagai orang Malang. Dan orang Malang kesuwur sebagai Arem. Orang Malang bangga sebagai bagian dari Aremania. Ketika Arema dihilangkan sebagai klub sepakbola dari Malang, maka anda sudah mencabut simbol Arema dari hati kami. Tidak akan ada lagi bakso Arema, tambal ban Arema, distro Arema atau yang lain. Mungkin seantero malang dan seluruh Aremania di jagat raya ini juga siap menghadapi manajemen jika sampai mengusik keberadaan Arema dan nilai – nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Jadi sekali lagi, kritikan membangun untuk manajemen memang perlu. Komentar pedas untuk mencambuk manajemen agar memperhatikan kepuasan Aremania juga penting. Perbedaan pendapat pun wajar karena kita memang mempunyai otak yang berbeda – beda. Hehe.. Tapi kita jangan terlalu sibuk mengurusi penggunaan nama “Cronus” sebagai embel – embel nama Arema. Nama Arema lebih besar daripada “Cronus” (bahkan lebih besar daripada nama Indonesia sendiri) teman – teman. Buktinya, teman – teman di tribun selalu menyanyikan “Mau jadi apa INDONESIA tanpa AREMA?” hehe.. Banyak hal yang perlu dibenahi dari kita (termasuk saya sih. Hehe) sebagi individu yang dengan garang mengucapkan “SAYA AREMANIA!!” Tunjukkan langkah kongkrit kita. Jangan tanyakan apa yang sudah manajemen lakukan untuk Arema, tapi tanyakan apa yang sudah kita lakukan untuk Arema. Bukankah begitu lebih bijak? Karena kita bisa seiring sejalan membangun Arema sesuai dengan porsi dan kapasitas kita masing – masing. Manajemen menjalankan, kita dukung sepenuhnya. Akan tetapi kalau manajemen tidak berjalan semestinya sehingga menyebabkan Arema hancur, kita glangsi bersama – sama teman – teman. Hehe...

Salam Satu Jiwa.
Ayas, umak kabeh seduluran AREMANIA!

(pernah dimuat di http://www.wearemania.net/aremania-voice/5240-kami-hanya-tidak-ingin-nama-arema-hilang Rabu, 11 Desember 2013 dengan sedikit perubahan)

Tempat Sampah, 14 Desember 2013


Ttd
Tukang Sampah


1 komentar:

  1. aku hanya blogwalking tapi kalo blogwalking tidak komen rasa rasanya kurang sedep
    salam kenal aku dari medan
    berhubung aku gak ngerti soal bola, tapi sependapat dengan ente bro
    untuk pengurus aku harap harus seimbang dalam memperhatikan hal ini baik itu nama komersil dan fans yang membuat klub ini sendiri hidup

    BalasHapus