Rabu, 11 Desember 2013

PERCAKAPAN SORE HARI

Seperti biasa sih, awalnya cuman saya dan nyonya (gak boleh sirik yeeeee kalau jomblo. Hehe) berniat untuk menikmati sore hari dengan secangkir kopi di kedai kopi (wahaha, bahasanya cuy) yang terletak di salah satu mall di kota Malang (sebut saja Double Dipps - Matos. Memang nama sebenarnya, red. Hehe) maklum memang lagi butuh inspirasi untuk mengundang kejenuhan. Setelah tiba di sana, nyonya memtuskan untuk mengundang beberapa teman dan saya pun juga mengundang teman untuk gabung. Ya, dateng juga sih akhirnya pas sore hari. Padahal saya sama nyonya mulai jam 1 siang. Haha...
Banyak yang diobrolin, mengenai rencana menyulap kampus fair teman nyonya yang diselenggarakan di SMA sekolah saya dulu (maklum, nyonya dan kedua temannya adalah adik kelas saya. kekeke..) menjadi acara yang semulanya biasa - biasa saja menjadi tampak kelihatan luar binasa eh, luar biasa maksudnya. Sampai dengn obrolan setengah berat sekelas tim sukses kampanye calon legilatif (ibu dari cewek teman saya). Warna - warni juga dunia ini, batin saya. Obrolan - obrolan tersebut membuat otak saya sedikit terasah hari ini. hehe..
Yang mau saya bagi kepada anda adalah, dari obrolan - obrolan saya tadi yang paling saya perhatikan adalah soal sharing ide mengenai promo seorang calon legislator. Bukan sok - sokan saya mengerti polotik loh ya, saya tidak mengerti politik itu apa, saya males  dan memang tidak tertarik sama dunia politik yang itu - itu saja. Yang memang dari dulu jaman Yunani kuno dan peradaban lama memang yang namanya politikus itu saling sikut sana sini. Hehe.. Saya hanya mengungkapkan ide kepada cewek (pacar) teman saya itu dengan menggebu - gebu. Untung teman saya tidak merasa cemburu, maklum saya selalu menjatah dia. Lho ya? Haha... Lupakan, lupakan. Kita kembali ke urusan kita. Saya berpendapat bahwasannya jaman sekarang, untuk menjadi seorang calon legislator yang mempunyai kapabilitas dan kredibilitas yang mumpuni selain dari pendidikan dan kemampuan orang itu sendiri, adalah faktor kedekatan antara caleg tersebut dengan masyarakat dapil mereka sendiri. Kedekatan itupun bisa diciptakan (tentunya prosesnya tidak instan), ini tidak semata - mata ketuk pintu kasih uang 20 ribu atau 50 ribu lalu ngomong "ibu / bapak nanti pilih saya ya" bukan seperti itu. pendekatan seperti itu mah kuno! konvensional! haram karena memang dilarang KPU. Hehe...
Maksud saya kedekatan itu bisa diciptakan adalah, ketika caleg hendak mencalonkan diri untuk maju menjadi perwakilan yang duduk di parlemen hendaknya beliau - beliau itu dikenal dan dirasakan oleh orang - orang di dapil pemilihannya. Caranya seperti apa? Saya menekankan kepada cewek teman saya itu bahwasannya, politik uang itu sangat dilarang, bahkan Tuhan bisa marah loh. hehe... lebay ya? Yasudah biarkan saja. Caranya adalah, dengan turun langsung ke masyarkat desa - desa di dapilnya (perlu diketahui, ibu cewek teman saya ini maju di perwakilan DPRD kab/kota) kemudian menggali apa yang menjadi masalah di sebuah desa tersebut, serta mencarikan pemcahannya. Saya mengambil contoh desa X ini populasi masyarakatnya kebanyakan adalah pemuda yang sebagian besar berada dalam usia produktif dan menganggur. Maka yang perlu dilakukan oleh ibu cewek teman saya ini adalah, memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka. Ajak kerjasama BLK, lalu kemudian didik para pemuda tersebut di sana, beri mereka keahlian. Kemudian ajak kerjasama perusahaan - perusahaan yang mempunyai program CSR untuk sekiranya sudi memberikan bantuan berupa modal untuk mereka. Jika memang niatnya baik dan proses bargainingnya bagus pasti bisa di acc. Setelah itu diterapkan sistem kontroling yang memantau kelangsungan lapangan - lapangan kerja yang sudah dibuat tadi. Maka dengan begitu manfaat kehadiran seorang caleg bakalan lebih dirasakan dibandingkan kita menggunakan sistem konvensional politik uang. Dan saya rasa itu lebih mengena dan terasa. 
Hehe.. Ngomong memang gampang ya, tapi susah untuk dijalani. Saya sih hanya bisa ngomong, tapi kalau ada yang mau mempekerjakan saya sebagai tim sukses ya kenapa tidak? Hahaha..
Intinya, semua itu tergantung niat kita. Mau seperti apa kita ini? Kalau hanya mencari dan mengejar duniawi saja ya kita tidak akan mendapatkan apapun kelak di akhirat. Beda halnya kalau kita memang ingin bermanfaat buat orang lain, kepuasaan hidup tercapai, rezeki terpenuhi, akhirat juga insyaallah punya garansi. Hehe.. Semangat seorang pengusaha banget kan? 

Tempat Sampah, 11/12/13 (cantik bukan? :p)

Ttd
Tukang Sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar