Jumat, 13 September 2013

Teman Lama Punya Cerita, Saya Juga

Hari ini seorang teman kuliah datang dari Jogja bersama pasangannya, niatnya sih mau berlibur menikmati sisa – sisa kenikmatan kota Malang tercinta waktu jaman – jaman kuliah dulu. Saya menjemputnya di gang depan rumah, setelah saya persilahkan untuk beristirahat kemudian sang teman minta diantarkan untuk mencari persewaan motor untuk berkeliling selama di Malang.
Di sepanjang perjalanan teman saya ini bercerita soal pekerjaannya yang seorang asisten manager sebuah restoran cepat saji terkemuka di kota Jogja. Dengan gaji 3,7 Juta dan tunjangan lain – lainnya tentu saja saya tergiur juga sekejap “ Ah, setan ini “ batin saya. Niat saya menjadi pengusaha rupanya masih belum sepunuhnya terbangun dengan kuat. Lalu saya menanyakan tentang  awal mula bagaimana dia bisa masuk ke restoran cepat saji tersebut, dengan sedikit pancingan tersebut maka mulailah dongeng tentang KKN itu masih berlanjut di jaman sekarang ini. Tentang rayuan gaji yang menggiurkan itu tadi dan jenjang karir yang meningkat, bla... bla... bla...
Kemudian saya bertanya mengenai jam kerjanya, berceritalah sang teman saya ini bahwa jam kerjanya yang 3 shift, mulai jam 8.00 – 16.00, jam 16.00 – 00.00, jam  00.00 – 8.00. WOW!! Berarti kemungkinannya dia untuk bersama keluarga jarang sekali kalo sudah menikah dan punya anak, begitu pikir saya.
Nah, salah satu hal yang menjadi ganjalan setiap seorang sarjana yang “ harus “ menjadi seorang pegawai adalah keterikatan waktu untuk selalu bergelut dengan rutinitas pekerjaan yang sangat mengikat. Pergi pagi pulang malam, bertarung dengan target pencapaian, anak buah yang berbeda visi misi dsb. Tentu itu sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Bayangkan jika anda seorang sarjana yang memang ingin berguna dan bermanfaat  buat orang lain. Menjadi seorang pengusaha adalah jalan terbaik bagi anda. Dimulai dari nol, dimulai dengan jatuh bangun kemudian usaha yang tidak lancar serta hal – hal lain yang menjadi khas seorang pengusaha adalah hal yang wajar. Asal kemudian anda bangkit dan belajar dari kesalahan – kesalahan anda dan ciptakan omzet yang berlipat ganda.
Mungkin sebagian dari anda berpendapat beda dengan saya, yah itu wajar namanya juga kita di negara Bhineka Tunggal Ika. Kalau anda mau menerima pendapat saya, ya silahkan baca saja tulisan saya ini. Kalaupun tidak, anda tau jalan keluarnya dan selamat hidup dengan rutinitas anda yang menjemukan. Hehe..
Sewaktu saya kuliah dulu saya pernah mendapati dosen yang berbicara kepada saya seperti ini “ Kalau anda menjadi sarjana hanya untuk bekerja kepada orang, sepertinya anda telah salah untuk melanjutkan sekolah anda ke perguruan tinggi. Ciptakanlah lapangan pekerjaan buat orang lain sehingga kehidupan anda sebagai seorang sarjana itu bermanfaat bagi orang lain” Lalu kemudian akhir – akhir ini saya merasa, yah wejangan tersebut ada benarnya ternyata.
Sebagai seorang sarjana, tentu saja kita harus berpikiran lebih daripada seseorang yang bukan sarjana. Bagaimana kita bisa menciptakan peluang besar buat orang lain, sehingga kehidupan seorang sarjana bisa menjadi bermanfaat buat orang lain secara signifikan bisa terasakan. Dengan seperti itu, maka anda bisa membayangkan bagaimana orang lain tertolong dengan usaha kita, bagaimana orang lain bisa tersenyum dan tertawa karena kita. Hanya satu orang? Tidak! Puluhan bahkan ratusan orang jika perusahaan yang anda bertumbuh besar. Tidak hanya itu, anda juga berpotensi untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar anda. Harus saya kasih tahu seperti apa? Oke, misal anda punya clothing store. Anda bisa bekerja sama dengan tukang sablon dan tukang jahit di sekitar anda untuk munyuplai barang yang ada di toko anda tersebut. Misal anda mendirikan Event Organizer, anda menyewa sound sistem, peralatan panggung dsb kepada orang – orang disekitar anda. Nah, itu berarti anda turut serta menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekita bukan? Dan ya, sekali anda sudah bermanfaat buat orang lain dan turut serta menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar anda.
Hal terpenting dari itu semua adalah, anda bisa menjadi sarjana yang bisa meluangkan waktu bersama keluarga anda lebih banyak daripada para sarjana yang “ hanya “ menjadi seorang karyawan yang dituntut untuk selalu bergulat dengan rutinitas dan kesibukan. Anda bisa memulai jam kerja anda dan mengakhirinya sesuka anda. Serta yang paling krusial adalah, anda bisa bermanfaat buat orang lain dan menciptakan peluang besar bagi orang lain untuk tersenyum dan tertawa bersama keluarga mereka. Tentu saja, keberhasilan perusahaan anda tergantung bagaimana kerasnya usaha anda, keuletan anda, dan keinginan anda untuk mencapai mimpi anda.
Saya tekankan kepada anda, saya tidak bermaksud menggurui anda, memaksa anda untuk menerima pendapat saya atau menyinggung perasaan anda. Saya masih belajar dari buku – buku dan jutaan orang – orang hebat di dunia ini, termasuk anda.
Oh ya, saya lupa. Anda mau tahu apa yang di ucapkan terakhir kali oleh teman saya sepanjang perjalanan saya tadi? Hehe.. Bersiaplah! " Tapi, bagaimanapun juga lebih enak punya usaha sendiri daripada ikut orang lain "

Tetap bekerja keras, usaha, do’a dan berpikir sedikit aneh di antara orang – orang sekitar anda.

Tempat Sampah, 13 September 2013

Ttd
Tukang Sampah

2 komentar:

  1. bener sih. ketika kita lulus, kita seharusnya jadi wiraswasta, jadi bisa membuka lapangan pekerjaan pada org lain.
    tapi menurut gua, ada kalau semua orang jadi wirausaha, siapa yang jadi pekerjanya? kalau semua sarjana bisa membuka lapangan pekerjaan, siapa yang dipekerjakan. pasti mereka ingin pekerja yang bagus kan?
    jadi menurut gua, pekerja itu juga penting

    kalau ada waktu, main ke blog gua juga ya

    BalasHapus
  2. yap, itulah sob setiap orang punya kehendak dan kemauan masing2. tidak bisa juga untuk dipaksakan. namanya juga manusia, Tuhan kan ciptain manusia dengan otak yang berbeda - beda dan pola pikir berbeda - beda. sama halnya kaya tulisan saya ini bro, tak ada alasan untuk tidak setuju :)

    Thanks for review bro.

    BalasHapus